Kegiatan internship lapangan merupakan salah satu bagian
penting dalam proses pembelajaran mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan
Geografi Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Pada semester ini, kegiatan
tersebut dilaksanakan di kawasan Dataran Tinggi Dieng, yang secara
administratif berada di wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara,
Jawa Tengah. Kawasan ini dipilih karena memiliki keanekaragaman gejala geosfer
yang dapat dikaji secara menyeluruh, baik dari aspek fisik (alam) maupun sosial
(manusia).
Adapun lokasi yang dijadikan objek penelitian lapangan
meliputi Kompleks Candi Arjuna, Candi Setyaki, dan Candi Dwarawati, yang
mewakili warisan budaya dan sejarah kawasan. Ketiga candi tersebut menjadi
bukti adanya peradaban Hindu kuno yang berkembang di Dataran Tinggi Dieng.
Kajian terhadap situs-situs ini tidak hanya mencakup analisis bentuk dan
struktur bangunan, tetapi juga interaksinya dengan kondisi geografis setempat,
seperti letak topografis dan struktur geologi yang memengaruhi proses
pembangunan candi pada masa lalu.
Selain itu, mahasiswa juga melakukan pengamatan di Kebun Teh
Tambi dan Telaga Menjer. Kebun Teh Tambi menjadi lokasi ideal untuk mengkaji
keterkaitan antara bentang alam pegunungan, iklim mikro, dan kegiatan ekonomi
masyarakat setempat. Sedangkan Telaga Menjer yang terbentuk secara alami
menjadi bahan kajian dari segi geomorfologi dan potensi hidrologinya. Melalui
pendekatan integratif, mahasiswa mampu memahami bagaimana aktivitas ekonomi
masyarakat bergantung pada kondisi fisik geografis daerah tersebut.
Fenomena vulkanik aktif di kawasan Dieng menjadi sorotan
utama dalam kegiatan ini, khususnya pada objek seperti Kawah Sikidang.
Aktivitas solfatara dan fumarola yang terjadi di kawah ini menjadi bahan
analisis mengenai dinamika geologi serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar,
termasuk aspek kesehatan dan keselamatan masyarakat. Tak kalah menarik,
mahasiswa juga mempelajari fenomena atmosferik dan iklim lokal yang unik,
seperti suhu dingin ekstrem dan embun es yang menjadi ciri khas dataran tinggi
tersebut.
Telaga Warna dan Bukit Sikunir juga menjadi bagian penting
dalam internship ini. Telaga Warna dikaji dari aspek limnologis dan legenda
lokal yang hidup di masyarakat, sebagai bentuk kajian interdisipliner antara
geografi fisik dan budaya. Sementara Bukit Sikunir dipilih sebagai lokasi
pengamatan lanskap geomorfologis dan persebaran vegetasi dataran tinggi,
sekaligus menjadi tempat refleksi terhadap praktik ekowisata yang berkembang di
kawasan tersebut.
Kegiatan internship lapangan ini bertujuan untuk
mempraktikkan teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam konteks nyata.
Melalui observasi langsung, diskusi kelompok, dan penyusunan laporan ilmiah,
mahasiswa dilatih untuk menganalisis fenomena geosfer secara terpadu. Mereka
diharapkan mampu mengidentifikasi hubungan timbal balik antara faktor alam dan
sosial yang membentuk karakteristik suatu wilayah. Selain itu, kegiatan ini
juga membekali mahasiswa dengan keterampilan analisis spasial, pemetaan, interpretasi
data lapangan, serta pemahaman kritis terhadap dinamika keruangan dan
keberlanjutan wilayah.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan lulusan S2 Pendidikan
Geografi Unesa memiliki kompetensi akademik dan praktis yang mumpuni dalam
memahami dan memecahkan permasalahan geografis secara komprehensif. Internship
lapangan di Dataran Tinggi Dieng bukan hanya menjadi ajang penerapan ilmu,
tetapi juga sebagai upaya membangun kepekaan sosial dan lingkungan terhadap
keberagaman gejala geosfer di Indonesia.